After two years doing nothing, hmmm... nggak doing nothing juga sih, maksudnya saya dan suami selama 2 tahun masih mikir santai banget soal anak, kami fokus untuk nyelesein koass dan internship. Disela-selanya yaa dipake jalan-jalan aja. Ngalir aja...
Emang orang-orang nggak ada yang nanyain kapan punya momongan? Ada laaah.. BANGET! haha.. Tapi yaa kita ngeles-ngelesin aja. Tapi kalo pikiran lagi gak enak ditanyain gitu kadang juga suka baper, pernah sekali waktu itu rasanya capek habis jaga IGD, ada janji ketemu temen-temen, eh di sela-sela ngobrol ada temen yang nyeletuk "eh kamu mah belum terbukti cewek, kan belum bisa hamil", sakit nggak tuh guys?! :(( Sampe rumah nangis-nangis doong, huhuhu...
Setelah curhat dan diskusi ke suami, akhirnya kami niat memulai program hamil, pertimbangan kita adalah biar bisa cepet-cepet ambil spesialis juga, biar nggak terlanjur keasikan sekolah. So, bulan Januari 2016 saya coba periksa ke dokter kandungan di Solo, karena waktu itu saya sedang internship di Boyolali, kota besar terdekat adalah Solo. Saya periksa di klinik Sekar Moewardi, dengan dr. Eriana, dokter kandungan konsultan fertilitas, beliau salah satu tim IVF di RS Moewardi Solo, yang sudah berdiri sejak tahun 2010.
dr. Eriana Melinawati, Sp.OG KFER
Oleh dr. Eriana saya diperiksa darah lengkap (termasuk hormon) dan juga USG. Beliau bilang dari hasil USG nggak ada kista baru, ada sel telur tapi nggak bilang jumlahnya berapa. Beliau akan memutuskan program apa yang sebaiknya saya lakukan setelah hasil darah keluar.
Hasil pemeriksaan darah baru keluar 1 minggu kemudian. Tapi saya belum sempat ketemu lagi dengan dr.Eriana, karena termasuk susah juga appointment sama beliau, bentrok terus sama jadwal jaga di Rumah Sakit.
Pada bulan Februari, saya memutuskan datang ke Klinik IVF Morula di Jakarta. Awalnya saya mau periksa dengan dr.Ivan Sini, tapi nggak boleh langsung ke beliau, harus melaui tim nya dulu, dan diarahkan ke dr. Aryando Pradana.
dr. Aryando Pradana, Sp.OG
Hasil lab dari Solo saya tunjukkan ke beliau, dan beliau menyatakan bahwa AMH saya rendah atau poor responder, yaitu di angka 0.9 ng/ml (normal 2-3 ng/ml), tapi untuk hormon yang lainnya normal. Jujur, saya belum begitu paham tentang hormon itu, waktu kuliah kayaknya nggak pernah dijelasin atau waktu itu saya pas bolos (hahaa.. ngeles!). Dari hasil USG Transvaginal ada 3 sel telur.
Setelah di USG saya tanya program apa yang sebaiknya dijalanin, doi bilang "Oke kalo ibu sudah siap, kita bisa mulai program bayi tabungnya" , dalam hati kaget banget lhah kok langsung bayi tabung.
Jadi, gini penjelasannya, AMH itu singkatan dari Anti Mullerian Hormon, sejenis hormon pertumbuhan (Growth Hormones) yang dihasilkan di organ testis (laki-laki) dan di indung telur (perempuan) tepatnya di folikel sel telur. Fungsi hormon ini apa? Jika pada laki-laki hormon ini akan berkurang dengan sendirinya di usia remaja, menurut penelitian hormon ini pada wanita merupakan parameter jumlah cadangan sel telur yang dihasilkan indung telur/ovarium, semakin tua usia kita, semakin berkurang kadar AMH nya, semakin rendah AMH semakin cepat perkiraan datangnya menopause. Kebalikannya, pada pasien PCOS, kadar AMH mereka sangat tinggi, sehingga pada tiap siklus, sel telur mereka akan sangat banyak tetapi dengan ukuran yang kecil-kecil. (sumber : AMH)
Nah pada kasus saya, AMH saya rendah disebabkan karena faktor eksternal, yaitu Laparoskopi. Iya, ternyata laparaskopi bisa menurunkan kadar AMH, bahkan penurunan ini dimulai dari 1 bulan setelah prosedur laparaskopi dilakukan. (sumber : AMH2)
Karena umur saya saat itu masih 25 tahun tetapi AMH saya sudah rendah, jadi dr. Nando memutuskan untuk ambil shortcut ke program Bayi Tabung, ditakutkan AMH saya akan terus turun. Bahkan ada penelitian menyebutkan, pasien dengan AMH rendah mempunyai keberhasilan bayi tabung yang lebih rendah dibandingkan dengan PCOS atau pasien normal. Kenapa? karena pasien dengan AMH rendah, mempunyai respon yang rendah terhadap stimulasi obat FSH (yang diinjeksikan saat proses bayi tabung). Wallahua'lam.
Saya dan suamipun setuju untuk melakukan program bayi tabung, dan memutuskan untuk pindah aja ke Jakarta biar lebih fokus. Pada bulan Juni kami memulai program ini.... Bismillahirrahmanirrahiimm....
to be continued.. :)
Apa itu PCOS?
PCOS (Poly-cystic Ovary Sindrome) adalah salah satu penyakit hormon reproduksi yang ditandai dengan :
- Haid tidak teratur (siklusnya panjang, kadang tidak haid dari 35 hari sampai 3 bulan), karena ovum tidak keluar
- Hiperandrogenisme (banyak rambut halus yang tumbuh, jerawatan)
- Folikel di indung telur > 12 dengan diameter kecil 2-9 mm, dan menyebabkan volume indung telur membesar > 10 ml.
Biasanya pasien dengan PCOS ini cenderung kegemukan dan mempunyai resiko diabetes. Walaupun folikelnya banyak, tapi belum tentu di dalamnya terdapat sel telur, ini yang menyebabkan haid nya tidak teratur.
Pasien PCOS cenderung memiliki kadar LH (Luteinizing Hormones) dan Estrogen yang tinggi, Jadi untuk pasien PCOS perlu diet rendah lemak, rendah gula dan menghindari makanan yang mengandung banyak estrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar